Kamis, 01 Maret 2012

Nina Veronika A.A
210609015 PG.A
 
BAB  I
PENDAHULUAN
Pembelajaran  adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa, dan komponen lainnya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran .Dengan kata lain, pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Pada masa ini ada istilah pembelajaran tematik atau bisa juga disebut dengan pembelajaran terpadu, yaitu pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi matapelajaran dengan pengalaman kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi mereka. Di mana biasanya pembelajaran tematik itu sendiri digunakan pada kelas bawah yakni kelas 1, 2, dan 3 MI.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta didik yang masih berada pada sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yakni khususnya pada kelas bawah, kelas 1, 2 dan 3 adalah berada pada rentangan usia dini. Di mana pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasannya seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Umumnya tingkat perkembangan masih memendang bahwa segala sesuatu itu sebagai keutuhan ( holistik ) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana . proses pembelajarannya masih bergantung pada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami peserta didik secara langsung.
Sampai saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di MI untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah. Misalnya, Agama Islam 2 jam pelajaran, BHS Indonesia 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran begitu pula dengan pelajaran yang lainnya. Dalam penyampaian materinya pun masih monoton tanpa dikaitkan dengan materi pelajaran yang lain. Padahal pada usia tersebut pemikiran peserta didik masih bersifat holistik, sehingga pembelajaran terpisah malah menyulitkan mereka. Hal tersebut banyak menyebabkan tingginya angka peserta didik mengulang kelas bahkan putus sekolah.data tahun 1999/2000 menyebutkan bahwa angka mengulang kelas 1 (11,6%), kelas 2 (7,5%), kelas 3 (6,13%), kelas 4 (4,64%), kelas 5 (3,1%), dan kelas 6 (0,37%). Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas 1 (4,22%), masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas 2 yakni (0,83%), kelas 3 (2,27%), kelas 4 (2,71%), kelas 5 (3,79%), dan kelas 6 (1,78%).
Kondisi yang memprihatinkan tersebut juga disebabkan oleh kurangnya pendidikan prasekolah atau Taman Kanak-kanak di daerah terpencil. Padahal pendidikan prasekolah sangat membantu kesiapan peserta didik untuk melanjutkan proses pendidikan ke jenjang berikutnya yakni SD/MI.
Atas dasar pertimbangan tersebut dan dalam rangka implementasi standar isi atau (SI) yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, pelaksanaan pembelajaran pada kelas bawah yakni kelas 1, 2, dan 3 MI akan lebih tepat jika dikelola dengan pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik untuk semua mata pelajaran.
                                                        
B.     Kurikulum Pembelajaran Tematik
Model kurikulum pembelajaran terpadu yang termasuk dalam pembelajaran tematik meliputi pengorganisasian dan klasifikasinya ( Trianto; 2007 ).
Di sini akan dibahas tentang pengorganisasian kurikulum pembelajaran tematik.
Menurut Nasution S, ada tiga tipe kurikulum pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1)      Separated Subject Curriculum, yakni kurikulum yang segala bahan mata pelajarannya disajikan secara terpisah-pisah sehingga banyak mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
2)      Correlated Curriculum, ialah bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara matapelajaran yang satu dengan yang lain.
Prinsip-prinsip berhubungan mata pelajaran korelasi ini dapat dilaksanakan dengan cara :
·         Antar dua mata pelajaran diadakan hubungan secara insidental.
·         Memperbincangkan suatu pokok masalah tertentu dalam berbagai mata pelajaran.
·         Menghilangkan batas-batas antar mata pelajaran atau biasa disebut dengan Broad Field.
3)      Integrated Curriculum, yang dimaksud dengan integrasi adalah perpaduan, koordinasi dan keseluruhan. Mata pelajaran yang disajikan disesuaikan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari.
C.    Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik
Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran inti pada kelas 1, 2, dan 3 MI/SD. Mata pelajaran tersebut meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.








BAB III
KESIMPULAN
1.      Latar belakang pembelajaran tematik adalah melihat dari tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah pada peserta didik di MI/SD terutama pada kelas bawah yakni kelas 1, 2, dan 3. Serta kurangnya sarana prasekolah ( TK ) di daerah terpencil yang juga dapat mempengaruhi kesiapan peserta didik di kelas 1 MI/SD.
2.      Kurikulum pembelajaran tematik pengorganisasiannya dibagi 3, yaitu separated subject curriculum, correlated curriculum, dan integrated curriculum.
3.      Ruang lingkup pembelajaran tematik adalah seluruh mata pelajaran inti di sekolah pada kelas bawah MI/SD kelas 1, 2, dan 3.
  














DAFTAR PUSTAKA
            Paket konsep Dasar Pembelajaran Tematik
            Dr.S Nasution. 2001. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: PT.Bumi Aksara
                        Suryo subroto. 2005. Tata laksana kurikulum. Jakarta : PT Rineka Cipta